Ahli IT Nepal Singgung Aturan RI Simpan Data di Luar Negeri

Ahli IT Nepal Singgung Aturan RI Simpan Data di Luar Negeri Ilustrasi data. (Istockphoto/Delmaine Donson)
 Perusahaan Teknologi Informasi (IT) asal Nepal, Rosebay Group angkat suara soal rencana aturan pemerintah Indonesia yang membolehkan data disimpan di luar negeri.

CEO Rosebay Group Rohit Kumar mengatakan regulasi yang mewajibkan penyelenggara sistem elektronik untuk membuat basis data di Indonesia justru bisa membantu penegakan aturan Perlindungan Data Pribadi (PDP).

Menurut Kumar, dengan adanya aturan wajib basis data di Indonesia, pengawasan dan penegakan PDP masyarakat Indonesia menjadi lebih baik.

"Tentu saja saya kira pemerintah Indonesia bisa membuat lebih banyak regulasi tentang privasi data yang harus dilaksanakan. Kalau data tersebut ada di luar Indonesia, apa pun keputusan pemerintah tak dapat dilaksanakan," kata Kumar saat ditemui wartawan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (6/11)

Oleh karena itu, tahap pertama untuk memastikan perlindungan data pribadi adalah memastikan bahwa data berada di Indonesia. Langkah kedua adalah untuk memastikan pengesahan regulasi mengenai data individual perihal penyimpanan hingga pemrosesan data.

"Tentang bagaimana perusahaan bisa menggunakan data. Ini semua bisa dilakukan apabila data ada di dalam Indonesia," katanya. 

Kemenkominfo baru-baru ini menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Terkait Penyelenggara Sistem Transaksi Elektronik (PSTE). Dalam pasal 21 Ayat 1, PP PSTE memperbolehkan agar data non strategis bisa disimpan di luar negeri. Hal ini dinilai bertentangan dengan pidato Presiden Joko Widodo soal kedaulatan data.

Sebelumnya, Jokowi menegaskan kejahatan siber dan penyalahgunaan data harus diperhatikan. Jokowi menyebut data, di tahun mendatang, merupakaan kekayaan baru yang lebih berharga dari minyak.  Untuk itu, Jokowi berpesan kedaulatan data harus dilindungi dengan memperkuat infrastruktur dan regulasinya.

Sebut Jumlah Teknisi Pusat Data di Indonesia Minim

Kumar juga mengatakan jumlah teknisi Indonesia di sektor pusat data (Data Center) masih minim apabila dibandingkan dengan negara lain. 

CEO Rosebay Group Rohit Kumar mengatakan dari sisi infrastruktur pusat data, sesungguhnya Indonesia sudah cukup baik, namun tidak dengan jumlah teknisinya.

"Saya pikir infrastruktur baik-baik saja. Namun, saya pikir dari sisi sumber daya manusia merupakan bagian paling penting. Indonesia pasti membutuhkan lebih banyak teknisi," kata Kumar.

Kekurangan tersebut merupakan kelemahan terbesar Indonesia sehingga perusahaan teknologi sulit memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) untuk memudahkan melakukan pemrosesan data di Indonesia. 



Teknisi di sektor pusat data, bagi Kumar, akan memudahkan perusahaan untuk mengadopsi kecerdasan buatan di sektor pusat data untuk meningkatkan kualitas pekerjaan. 

Masalah selanjutnya adalah terkait dengan kualitas data sebelum digunakan untuk berbagai keperluan. Salah satunya adalah untuk membaca pola perilaku konsumen juga dengan menggunakan AI. 

"Perusahaan AI banyak menghabiskan waktu untuk mengoreksi kualitas data sebelum menggunakannya. Dan itu sangat penting karena kalau tidak punya data berkualitas, kita tidak dapat menggunakan data," kata Kumar.



Apabila dibandingkan dengan Singapura, Indonesia masih kalah di bidang pengelolaan pusat data. Kumar mengatakan Singapura memiliki legal framework dan infrastruktur pusat data yang sangat baik. 

Kemudian Kumar mengatakan Singapura juga telah banyak berinvestasi di Universitas atau kampus untuk menghasilkan teknisi-teknisi unggul. 

"Singapura saat ini telah menghasilkan banyak teknisi berkualitas yang sulit ditemukan di Indonesia," kata Kumar.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191106194058-185-446172/ahli-it-nepal-singgung-aturan-ri-simpan-data-di-luar-negeri
Share:

Cara Aktifkan Fitur Khusus Agar Medsos Tak Jadi Candu

Cara Aktifkan Fitur Khusus Agar Medsos Tak Jadi Candu Ilustrasi (LoboStudioHamburg/Pixabay)
Menggulung linimasa media sosial sembari melihat foto di Instagram, tulisan di Facebook, atau video di Youtube memang asyik. Namun, jika kegiatan ini sudah berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, hal ini tergolong sebagai gangguan mental.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan pada jurnal JAMA Pediatrics, konsumsi media sosial ternyata berkaitan dengan depresi pada remaja. Semakin lama remaja menghabiskan waktu di media sosial, gejala depresi makin parah. Menurut studi tersebut, tiap tambahan satu jam di media sosial berpengaruh meningkatkan gejala depresi.

Pihak media sosial pun banyak mendapat tekanan untuk membatasi agar para pengguna bisa menyadari berapa lama waktu yang mereka habiskan di media sosial.


Facebook, Instagram dan Youtube telah menyediakan fitur pembatas waktu yang dibawa oleh aplikasi itu sendiri. Berikut penjelasannya.


Instagram

Pengguna Instagram bisa mengatur sendiri batas waktu mereka menggunakan media sosial itu lewat fitur pengingat. Dengan fitur ini, pengguna bakal dapat peringatan jika Instagram sudah digunakan melebihi batas waktu.

Berikut cara untuk mengaktifkan fitur tersebut:
- Klik tombol Profil di kanan bawah
- Pilih Your Activity atau Aktivitas Anda
- Lalu tetapkan pengingat harian atau 'Set Daily Reminder'. Pada pengaturan ini, Anda tinggal memasukkan berapa batas waktu yang diinginkan.

Setelah pengingat aktif, notifikasi akan muncul apabila telah mencapai batas waktu. Namun fitur ini tidak dapat memblokir akses atau hanya sekadar memberikan pengingat.

Selain itu, pengguna juga dapat melihat rata-rata harian waktu yang dihabiskan per harinya dalam satu minggu. Untuk pengaturan yang lebih ketat, Anda bisa mematikan seluruh notifikasi dari Instagram.


Facebook

Sebagai induk Instagram, fitur serupa juga hadir di Facebook. Namun, di aplikasi ini punya nama yang sedikit berbeda yaitu Your Time on Facebook (waktu yang Anda habiskan di Facebook).

Cara untuk mengaktifkannya:
- Buka menu yang ada di bagian kanan atas aplikasi Facebook
- Ketuk pilihan 'Your Time on Facebook'
- Pilih Set Daily Time Reminder (tetapkan waktu pengingat harian)
- Masukkan waktu yang akan ditentukan.

Notifikasi akan muncul jika Anda telah mencapai batas maksimum pengunaan Facebook.


Youtube

Youtube juga menyematkan fitur pengingat serupa yang dinamakan "Remind Me to Take a Break" (ingatkan saya untuk mengambil jeda).

Cara untuk mengaktifkannya:
- Buka aplikasi Youtube,
- Klik pada foto profil Anda
- Pilih Settings atau Pengaturan
- Pilih General atau umum
- Aktifkan tombol geser Remind Me to Take a Break.
- Pilih waktu yang diinginkan
Setelah opsi ini diaktifkan, akan muncul notifikasi ketika batas waktu penggunaan Anda telah habis.


Facebook, Instagram, dan Youtube, memang menyediakan pengaturan yang dapat mengingatkan pengguna saat telah menggunakan aplikasi melebihi waktu yang telah ditentukan.

Namun ketiganya hanya sebatas sebagai pengingat saja. Setelah notifikasi muncul, Anda dapat mengabaikannya dan melanjutkan kegiatan pada aplikasi tersebut.

Jika Anda benar-benar ingin membatasi diri, Andadapat menggunakan aplikasi pihak ketiga atau juga fitur bawaan dari ponsel yang dapat memblokir aplikasi jika telah sampai batas waktu.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191103163833-185-445236/cara-aktifkan-fitur-khusus-agar-medsos-tak-jadi-candu
Share:

Pengguna iPhone 5 dan 4S Terancam Tak Bisa 'Internetan'

Pengguna iPhone 5 dan 4S Terancam Tak Bisa 'Internetan' Ponsel iPhone 4S (AFP PHOTO / Mandy CHENG)
 Pengguna iPhone 5 dan 4S terancam tak bisa menggunakan internet. Sebab, Apple mengumumkan terjadi masalah pada fungsi GPS pada ponsel tersebut. Namun, hal ini bisa teratasi jika pengguna melakukan pembaruan software.

Dilansir laman resmi Apple, pembaruan paling lambat dilakukan sebelum pukul 7 WIB hari ini (4/11) atau Minggu (3/11) tengah malam waktu UTC.

Jika tidak, gangguan pada GPS perangkat ponsel bisa membuat ponsel kesulitan menentukan tanggal, penentuan posisi lokasi yang akurat, masuk ke App Store, iCloud, dan menerima email. Hal ini terjadi akibat gangguan penggulung waktu (time rollover) GPS di perangkat yang terbit sebelum 2012.


"Untuk iPhone 5, pembaruan diperlukan untuk mempertahankan keakuratan lokasi GPS agar fitur seperti App Store, iCloud, email dan penelusuran web dapat berfungsi dengan benar," tulis perwakilan Apple, mengutip CNN.

Daftar perangkat yang terancam mendapat gangguan sebagai berikut:
- iPhone 4s,
- iPad mini generasi pertama,
- iPad 2, dan
- iPad generasi ketiga

Pengguna perangkat ini diimbau untuk memperbarui iOS ke versi 9.3.6. Selain itu, perangkat lain yang terpengaruh adalah;

- iPhone 5 , dan
- iPad generasi keempat,

Pengguna perangkat ini diimbau untuk memperbarui iOS ke versi 10.3.4.



Sistem operasi iOS 12.4.2 ini dapat diunduh pada iPhone 5s, iPhone 6, dan iPhone 6 Plus. Sedangkan pada iPad yakni iPad Air, iPad mini 2, iPad mini 3, dan pada iPod touch generasi 6.

Selain aspek keamanan, pengguna iOS 12.4.2 juga bisa menggunakan 'memoji' - animoji baru yang bisa dikostumisasi untuk berkirim pesan. Tak hanya itu, Anda juga bisa membuat pengaturan pencahayaan layar.


Untuk melakukan penyimpanan atau back up data pengguna diharuskan menghubungkan ponsel ke komputer menggunakan aplikasi iTunes agar data yang tersimpan bisa dikembalikan.

Apple memastikan pembaruan iOS 12.4.2 sudah tersedia. Pembaruan ini mencakup peningkatan pembaruan keamanan. iPhone pun juga merekomendasikan para pengguna produk Apple lama memperbaruinya.

Untuk pengembang, Apple menjanjikan pembaruan kali ini bisa mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis AR. Apple juga memperbarui fitur kebijakan perusahaan untuk memastikan riwayat kunjungan situs tidak terekam.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191104120545-185-445400/pengguna-iphone-5-dan-4s-terancam-tak-bisa-internetan
Share:

Adobe Bisa Deteksi Foto Wajah Hasil 'Editan'

Adobe Bisa Deteksi Foto Wajah Hasil 'Editan' (Adobe About Face). (theblog.adobe.com).
 Setiap tahun, Adobe membiarkan para perancang bersenang-senang dengan proyek eksperimental untuk didemonstrasikan dalam Adobe Max Sneaks Conference 2019 yang digelar perusahaan.

Kali ini, Adobe memperkenalkan eksperimen terbarunya yang berpotensi terintegrasi ke dalam produk Adobe di kemudian hari. Penemuan paling menarik saat ini adalah fitur yang disebut 'About Face', yang dapat mendeteksi ketika gambar wajah sudah diedit.

Dikutip dari thenextweb, Fitur edit gambar modern membuat Adobe Sneaks mudah untuk memodifikasi gambar, kadang membuat foto seseorang tampak lebih menarik, kadang pula untuk meledek orang lain. Baik atau buruk, Adobe telah menjadi pemain utama di era yang mewajarkan penyuntingan foto wajah. About Face berusaha untuk melacak pemalsuan gambar tersebut.

Cukup taruh gambar ke dalam fitur, dan About Face dapat mendeteksi bahwa gambar itu melalui tahap penyuntingan atau tidak.

Fitur ini tidak melihat gambar secara keseluruhan seperti algoritme deteksi wajah, melainkan melalui piksel individual. Dengan demikian, pengguna dapat mengetahui bagian mana dari gambar yang sudah diedit.

Fitur itu tampaknya dirancang secara khusus untuk mengetahui hasil penyuntingan, termasuk mengetahui ketika piksel telah dibesarkan atau dikecilkan.

Berdasarkan The Verge, fitur About Face tak hanya menganalisis piksel dari suatu gambar, tetapi juga mendeteksi kemungkinan bahwa gambar tersebut telah diubah sebelumnya, sekaligus menunjukkan peta panas (heatmap) pada area gambar wajah yang telah diedit. Canggihnya, fitur ini bahkan dapat membatalkan hasil edit.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191107114807-185-446308/adobe-bisa-deteksi-foto-wajah-hasil-editan
Share:

Kominfo 'Pede' Spyware Pegasus Tak Infeksi Indonesia

Kominfo 'Pede' Spyware Pegasus Tak Infeksi Indonesia WhatsApp (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfopede (percaya diri) sampai hari ini spyware Pegasus belum berdampak kepada para pengguna gawai di Indonesia.

Hal ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan perwakilan WhatsApp Asia Pasifik Clair Deevy di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Kamis (7/11).

"Sejauh ini hasil dari monitoring kita, belum terlihat dampak spyware Pegasus. Hari ini saya juga ada pertemuan dengan BSSN untuk berbicara soal hal itu bersama," tutur Johnny kepada awak media usai konferensi pers.


Namun, perwakilan WhatsApp Asia-Pasifik Clair Deevy tak mau berkomentar mengenai hal ini ketika soal infeksi spyware Pegasus di Indonesia. Deevy tidak menjawab ketika ditanya berapa pengguna WhatsApp di Indonesia yang terkena spyware itu.


"Yang bisa sampaikan hari ini adalah kami sudah melayangkan gugatan soal spyware Pegasus ke pengadilan dan spyware ini pertama kali ditemukan awal tahun 2019," kata Deevy kepada awak media saat konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis (7/11).

Meski demikian, Kemenkominfo akan terus berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait produk spyware buatan NSO Grup asal Israel itu.

Lebih lanjut, Kemenkominfo menghimbau kepada para pengguna WhatsApp di Indonesia untuk memperbarui aplikasi mereka supaya mencegah infeksi spyware Pegasus.

"Supaya tidak berdampak di Indonesia, maka software-nya harus di-update. Sebab, software itu akan menjaga semua fitur-fitur yang ada di perangkat kita dengan baik," terang Johnny.


Selain memperbarui perangkat lunak, pengguna juga bisa memasang aplikasi keamanan untuk perangkat ponsel. Namun sebelum mengunduh, pastikan aplikasi tersebut aman dan telah terpercaya.

Kasus spyware Pegasus kembali mencuat saat WhatsApp dan induknya Facebook menggugat NSO Group sebagai perusahaan yang menggunakan malware untuk meretas ke dalam ponsel 1.400 orang di 45 negara untuk memata-matai pengguna.

Dari 45 negara yang diumumkan Citizen Lab tidak termasuk Indonesia. Daftar 45 negara itu adalah Algeria, Bahrain, Bangladesh, Brasil, Kanada, Cote d'Ivoire, Mesir, Perancis, Yunani, India, Irak, Israel, Yordania.


Selanjutnya, Kazakhstan, Kenya, Kuwait, Kyrgyzstan, Latvia, Libanon, Libya, Meksiko, Moroko, Belanda, Oman, Pakistan, Palestina, Polandia, Qatar, Rwanda, Arab Saudi, Singapura, Afrika Selatan, Swiss, Tajikistan, Thailand, Togo, Tunisia, Turki.
Ada lagi, Uni Emirat Arab, Uganda, Inggris, Amerika Serikat, Uzbekistan, Yaman, dan Zambia.

Pegasus sendiri merupakan produk spyware yang didesain untuk memantau semua kegiatan pengguna ponsel, seperti SMS, email, data lokasi, riwayat browsing, panggilan telepon, dan lainnya.

Spyware ini juga bisa menginfeksi melalui panggilan telepon atau tautan yang dikirim lewat email dan SMS. Spyware ini bisa digunakan untuk menyalin data di ponsel dan bahkan menghidupkan mikrofon untuk mengubah telepon untuk menguping pembicaraan sekitar pemilik ponsel.

Banyak pelanggan NSO Group adalah pemerintah. Alasan mereka memesan spyware ini digunakan mengawasi teroris dan memerangi kejahatan serius.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191107143443-185-446361/kominfo-pede-spyware-pegasus-tak-infeksi-indonesia
Share:

Teknologi Kecerdasan Buatan Tim Indonesia Juara di Malaysia

Teknologi Kecerdasan Buatan Tim Indonesia Juara di Malaysia Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan atau AI. (Istockphoto/metamorworks)
 Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pelacak rute penyelundupan satwa langka dilindungi bernama Pangolin buatan tim milenial Indonesia berhasil menjuarai kontes Zoohackathon 2019 di Kinabalu, Malaysia.

"Kita keluar sebagai juara satu di Zoohackton 2019 Kinabalu dengan software berbasis teknologi AI yang bernama Pangolin," kata Ketua Tim Lintang Sutawika seperti dilaporkan Antara, Kamis (7/11).

Tim dari Indonesia yang beranggotakan enam orang itu dinilai berhasil membuat perangkat lunak berbasis AI yang memiliki kemampuan mengekstrak informasi kunci dari artikel berita.


Informasi dari artikel berita itu dapat membantu para analis, dengan mengurangi waktu untuk pengumpulan data dari berbagai artikel yang secara konvensional dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan sendiri informasi yang didapat tanpa perlu membacanya satu per satu.



"Umumnya dalam satu kasus, analis itu harus mengumpulkan berpuluh-puluh artikel dan itu bisa memakan waktu yang lama, menghabiskan waktu yang cukup besar untuk mengumpulkan data bukan melakukan analisanya," kata Lintang.

Lintang bersama lima rekan lainnya berhasil membuat prototipe perangkat lunak tersebut hanya dalam waktu 48 jam seperti yang diminta oleh penyelenggara.

Pemenang dari perlombaan yang diikuti 17 tim dengan 85 peserta dengan hadiah utama 2.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp6,8 juta tersebut dapat mengikuti kontes final Zoohackton pada Januari 2020 yang akan mempertemukan juara-juara kontes dari 16 kota di seluruh dunia.


Zoohackton merupakan usaha yang dilakukan Kementerian Luar Negeri AS untuk mempromosikan solusi teknologi dan meningkatkan kesadaran untuk melawan perdagangan satwa langka di seluruh dunia.

Tahun ini Zoohackathon diadakan di 16 kota yaitu Bogota di Kolombia, Boston, Cleveland dan San Diego di Amerika Serikat, Kairo di Mesir, Entebbe di Uganda, Gaborone di Botswana, Jenewa di Swiss, Helsinki di Finlandia, Hong Kong di China, Manila di Filipina, New Delhi dan Kalkuta di India, Kota Kinabalu di Malaysia, Sao Paulo di Brazil dan Wina di Austria.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191107171747-185-446425/teknologi-kecerdasan-buatan-tim-indonesia-juara-di-malaysia
Share:

Facebook Ungkap Ada Pihak Ketiga Bisa Akses Data Anggota Grup

Facebook Ungkap Ada Pihak Ketiga Bisa Akses Data Anggota Grup Ilustrasi facebook. (AP Photo/Richard Drew)
 Facebook baru-baru ini menemukan pihak ketiga mengambil informasi pengguna di dalam grup. Data yang bisa diambil adalah nama, dan foto profil yang berhubungan dengan aktivitas grup.

Pihak ketiga ini adalah para pengembang Application Programming Interface (API), yang menyediakan antarmuka antara Facebook dan aplikasi yang dapat diintegrasikan dengan grup.

Dilansir dari situs resmi Facebook, sebelum April 2018, admin grup dapat mengotorisasi aplikasi untuk grup, yang memberi pengembang aplikasi untuk mengakses ke informasi dalam grup.


Akan tetapi sebagai bagian dari perubahan pada API Grup setelah April 2018, jika admin mengizinkan akses ini, maka aplikasi itu hanya akan mendapatkan informasi, seperti nama grup, jumlah pengguna, dan konten posting.


Pada kenyatannya, para aplikasi ini ternyata mempertahankan akses informasi grup seperti nama dan gambar profil. Facebook mengakui telah menghapus atau membatasi para pengembang API tersebut.

"Kami telah menghapus akses mereka. Hari ini kami juga menjangkau sekitar 100 mitra yang mungkin telah mengakses informasi ini karena kami mengumumkan pembatasan pada API Grup, meskipun kemungkinan jumlah yang sebenarnya lebih kecil dan menurun seiring waktu,"  kata Kepala Kemitraan Platform Facebook, Konstantinos Papamiltiadis.

Papamiltiadis mengatakan Facebook menemukan setidaknya ada 11 mitra yang mengakses informasi anggota grup dalam 60 hari terakhir. Meskipun Facebook tidak menemukan penyalahgunaan data tersebut, Facebook tetap meminta penghapusan data.

"Kami akan meminta mereka untuk menghapus data anggota yang mungkin mereka simpan dan kami akan melakukan audit untuk mengonfirmasi bahwa itu telah dihapus," tuturnya.


Pengembang API ini terutama mengenai manajemen media sosial dan aplikasi streaming video untuk memudahkan admin grup untuk mengelola grup mereka secara lebih efektif dan membantu anggota membagikan video ke grup mereka.

"Misalnya, jika bisnis mengelola komunitas besar yang terdiri dari banyak anggota di beberapa grup, mereka dapat menggunakan aplikasi manajemen media sosial untuk menyediakan customer service," kata Papamiltiadis.

Papamiltiadis mengatakan akses ini memudahkan dan memberi manfaat bagi orang dan grup di Facebook. Akan tetapi, Facebook telah membuat keputusan untuk menghapus akses tersebut.

"Kami bertujuan untuk mempertahankan standar keamanan yang tinggi pada platform kami dan memperlakukan pengembang kami secara adil." katanya. 

Papamiltiadis mengatakan Facebook harus lebih banyak akuntabilitas dan transparansi dalam membangun dan memelihara produk berdasarkan perjanjian antara Facebook dengan FTC (Komisi Perdagangan Federal)

"Kami berharap dapat menemukan lebih banyak contoh di mana kami dapat meningkatkan, baik melalui produk kami atau mengubah cara data diakses," tuturnya.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191107211247-185-446519/facebook-ungkap-ada-pihak-ketiga-bisa-akses-data-anggota-grup
Share:

Recent Posts